Insentif GTT dan PTT Boyolali Naik
BOYOLALI – Bupati Boyolali, Seno Samodro sedang mempertimbangkan guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) untuk menjadi tenaga kontrak. Mereka nantinya akan dikontrak oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali setiap tahun. Namun, hal tersebut masih menjadi pertimbangan orang nomor satu di Kota Susu ini.
“Nanti kita pilih masukan mana saja yang paling bagus. Tentu saja dengan mereka nantinya dijadikan tenaga kontrak oleh Pemkab, mereka akan mendapatkan penghasilan yang lebih baik,” ungkap Bupati Seno saat ditemui usai hadir dalam embinaan GTT dan PTT non-K2 se-Kabupaten Boyolali di Balai Sidang Mahesa, Selasa (28/1/2020) lalu.
Ketua DPRD Kabupaten Boyolali, S. Paryanto mengungkapkan bahwa sejak bulan Desember 2019, Pemkab Boyolali telah memberikan insentif kesejahteraan untuk GTT dan PTT. Menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019 sebesar Rp 14,7 miliar untuk penganggaran insentif. Sedangkan pada anggaran Tahun 2020, pemberian insentif dianggarkan sebesar Rp 25,9 Miliar.
“Penambahan tersebut untuk memberikan apresiasi kepada GTT dan PTT. Harapannya pekerja GTT dan PTT semakin bersemangat,” terang Paryanto.
Pemkab Boyolali memberikan tunjangan Rp 1 juta per tiga bulan, dimana dalam sebulan para GTT dan PTT mendapatkan Rp 300.000 setiap bulan. Sehingga pada tahun 2020, insentif untuk para GTT dan PTT akan naik menjadi Rp 1,2 juta per tiga bulan.
Salah satu GTT SD Rejosari Boyolali, Teguh Widodo mengatakan bahwa pihaknya telah menerima pemberian insentif tersebut. Dia berharap dengan adanya kenaikan insentif, kesejahteraannya juga ikut meningkat.
“Alhamdulillah insentif kesejahteraan semula Rp 1 juta kini dinaikan menjadi Rp 1,2 juta,” ungkapnya yang telah mengabdi sejak 2009 ini.
Sebagai informasi saat ini terdapat 2.312 GTT dan PTT yang ada di Kabupaten Boyolali. Angka tersebut akan terus bertambah seiiring dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memasuki tahap pensiun. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)