Aspakusa Boyolali, 22 Besar Nomine Pengendalian Inflasi
BOYOLALI – Kabupaten Boyolali masuk dalam pembina terbaik program pengendalian inflasi Sub Sektor Klaster Hortikultura yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI). Mengedepankan sektor sayuran, Kabupaten Boyolali menggandeng Kelompok Tani Aspakusa Makmur Boyolali untuk mensukseskan penilaian.
Juri penilaian, Suwarto menjelaskan bahwa penilaian tersebut merupakan bentuk apresiasi BI kepada kelompok yang ada di seluruh Indonesia yang sudah berperan dalam mendukung program inflasi. Selain itu, BI juga ingin menemukan potensi potensi baru yang memang bagus yang bisa menjadi percontohan bagi kelompok lain.
“Diharapkan menjadi motivasi bagi keplomok lain. Bisa direplikasikan ke kelompok lain. Dengan adanya replikasi berarti pembangunan pertanian secara keseluruhan akan semakin bagus,” ujar dosen Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) ini di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Teras pada Rabu (7/8/2019)
Disinggung mengenai sektor pertanian yang ada di Kabupaten Boyolali, menurutnya wilayah Kota Susu sudah cukup memadai untuk pengembangan pertanian.
“Untuk Kabupaten Boyolali banyak lokasi dataran tinggi, artinya sudah pas bila dikembangkan sayuran. Dataran rendah menjadi sentra padi,” ungkapnya.
Ditambahkan Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Bambang Jiyanto, Boyolali masuk 22 besar kategori inflasi Sub Sektor Klaster Hortikultura yang meliputi kategori melalui beberapa penialian. Penilaian tersebut antara lain sistem manajemen, peran pemerintah, lapangan, dan keberlangsungan serta inovasi. Terlebih lagi, produk dari Kelompok Tani Aspakusa Makmur Boyolali sudah masuk dalam swalayan.
“Salah satu andalan kita dalam meningkatan kesejahteraan petani khususnya sayur-sayur premium. Boyolali sudah bisa menyediakan sayur-sayur premium di swalayan besar seperti di Solo, Jogja dan Semarang,” pungkasnya. (dst/bet)