Kalibrasi Peralatan Akurat, Ujicoba Pilkades e-voting di Sukorame Sukses

BOYOLALI – Segala cara dilakukan jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali untuk memastikan pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak tahap III tahun 2019 di Kabupaten Boyolali dapat berjalan sukses dan lancar. Seperti diketahui 228 Desa akan mengikuti Pilkades pada Sabtu (29/6) dengan metode pemilihan manual dengan mencoblos dan metode sistem elektronik e-voting. Hingga dengan H-1 atau pada Jumat (28/6), digelar dilakukan kalibrasi peralatan untuk sistem e-voting, gladi bersih pelaksanaan uji coba pemungutan suara.

Seperti yang terlihat di Balai Desa Sukorame; Kecamatan Musuk yang digunakan untuk pemungutan suara Pilkades setempat esok hari. Disaksikan tim dari tingkat kabupaten dan kecamatan, panitia mengundang calon kades atau perwakilannya untuk mengikuti gladi bersih dan simulasi pemungutan suara secara e-voting.

Dalam agenda tersebut perwakilan dari calon kades diberi penjelasan terhadap kalibrasi peralatan e-voting yang akan digunakan. Hal ini untuk membuktikan peralatan e-voting tidak bisa disetel seperti keraguan masyarakat.

Seperti dijelaskan Kepala Bidang Bina Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermasdes) Kabupaten Boyolali, Candra Irawan usai pelaksanaan uji coba.

“Sesuai jadwal kami untuk tahapan pelaksanaan pemilihan kepala desa yaitu gladi bersih baik itu dengan metode e-voting atau dengan manual. Di Desa Sukorame dilakukan kalibrasi alat untuk memastikan sistem dalam peralatan e-voting yang ada di Boyoali ini tidak ada namanya dikondisikan atau di-setting seperti keraguan masyarakat. Jadi ini kita buktikan,” terang Candra.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan uji coba pemungutan suara. Setiap masing-masing perwakilan kades diminta untuk melakukan simulasi pemungutan suara menggunakan sistem e-voting ini.

“Masing-masing calon sudah mengirimkan wakilnya untuk menguji alat kami atau kalibrasi. Kemudian dilakukan simulasi di masing-masing perwakilan calon. Dan hasilnya kalibrasi akurat dan ujicoba berjalan sukses dan diterima semua pihak,” imbuh Candra.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Candra, Boyolali sudah menajdi pilot project e-voting sejak tahun 2013 dari beberapa kali pelaksanaan. Untuk itu pihaknya memastikan dan membuktikan peralatan itu tidak disetel. Selain itu peralatan sudah disiapkan semudah mungkin dan terbukti dapat digunakan bagi pemilih yang kurang paham teknologi sekalipun.

“Artinya benar-benar sesuai metode sesuai sistem dan aturan. Adil dan tidak memihak salah satu calon atau di-setting memenangkan salah satu calon kepala desa,” tegas Candra.

Diharapkan dengan berbagai sosialisasi dan simulasi serta pembuktian ini mampu menghilangkan stigma negatif dari masyarakat. Sehingga diharapkan Pilkades serentak di Boyolali dapat berjalan lancar, sukses aman dan kondusif. (mjk/dst)

Share this Post: