Embung Manajar di Samiran; Selo untuk Irigasi dan Pariwisata

BOYOLALI – Kolam penampungan air dari sumber air atau yang disebut embung sangat diperlukan di Kabupaten Boyolali untuk membantu mencukupi kebutuhan air bersih. Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Boyolali saat ini melaksanakan pembangunan embung baru lagi yang berada di Desa Samiran, Kecamatan Selo.

Menurut Kepala Desa Samiran, Herman pemilihan lokasi pembangunan embung yang berada di atas, dan tidak mudah dijangkau ini memang memiliki tujuan tersendiri. Selain itu, embung tersebut dibangun untuk mengurangi kebutuhan air warga ketika musim kemarau ini berada di lahan tanah kas desa.

“Harapannya kalau di atas dengan mudah untuk irigasi atau pengairan sawah yang ada di bawah-bawahnya,” ujarnya saat ditemui di lokasi pada Kamis (13/2/2020).

Embung  yang diberi nama embung Manajar tersebut memiliki luas sekitar 1.602 meter persegi dengan volume debit air jika penuh mencapai 5.592 meter kubik. Adapun untuk sumber airnya berasal dari air hujan.

Pembiayaan pembangunan embung yang dibangun pada akhir Juni ini 2019 hingga Desember 2019 ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali tahun 2019. Dengan jumlah anggaran awalnya Rp 3,6 miliar namun hanya digunakan sebesar Rp 2 miliar saja dikarenakan ada pertimbangan desain yang menyesuaikan kondisi geografis.

“Tapi terhubung pertimbangan kondisi geografis yang tidak memungkinkan, akhirnya terjadi perubahan desain hingga menyerap dana sekitar Rp 2 miliar saja. Akhirnya sisanya kembali ke kas daerah,” ujar Herman

Pemerintah Desa Samiran berharap embung tersebut bisa dikembangkan selain untuk pengairan utamanya juga bisa untuk pengembangan sektor pariwisata karena letaknya yang cukup bagus, khususnya juga pemanfaatan daerah sekitaran wilayah embung.

“Dengan adanya pengembangan pariwisata di tempat ini, harapan kami  juga untuk pemberdayaan masyarakatnya bisa dimaksimalkan. Warga kami juga punya inovasi untuk membentuk kelompok tani hutan dengan target utama adalah pembibitan tanaman identik yang ada di sini, sekaligus setiap setiap hari Sabtu-Minggu melakukan pemeliharaan tanaman” ujar Herman. (dst/hri)

Share this Post: