Dinkes Gelar Simulasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
SURAKARTA – Indonesia merupakan negara rawan bencana, sehingga diperlukan peningkatan upaya penanggulangan bencana. Salah satunya yang digagas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia dengan pengurangan risiko bencana yang diantaranya kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, peringatan dini, mitigasi dan kesiapsiagaan.
Difasilitasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, upaya tersebut dilakukan melalui program Table Top Exercise/Simulasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM). Program yang digelar di The Sunan Hotel; Kota Surakarta berlangsung dua hari pada Senin-Selasa (5-6/8/2019).
Dijelaskan Kepala Seksi Karantina Kesehatan Wilayah dan Pos Lintas Batas Darat Kemenkes, I Made Yosi Purbadi Wirentana bahwa Kabupaten Boyolali pada tahun 2015 sudah melakukan sosialisasi dan penyusunan dokumen. Untuk tahun 2019 ini, Kementerian Kesehatan menguji coba rencana kontijensi yang sudah dibuat.
“Uji coba rencana kontijensi yang sudah dibuat, apakah nanti bisa berjalan sesuai dengan apa yang di dalam dokumen. Artinya pengembangan untuk rencana kontijensi penanggulangan KKM itu sendiri sudah berjalan, sudah bagus untuk di wilayah,” terang Yosi.
Dilanjutkan, tidak semua wilayah mendapat program KKM, hanya wilayah yang memiliki akses keluar masuk antar negara yang mendapatkan program tersebut.
“Jadi wilayah yang kita pilih itu kabupaten/kota yang mempunyai bandara, pelabuhan atau pos lintas batas negara. Itu yang kita ambil wilayah yang harus mempunyai rencana kontijensi,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Ratri Survivalina menambahkan, Kabupaten Boyolali yang memiliki Bandara Adi Soemarmo ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Di samping bandara yang melayani penerbangan internasional, ada pula bahaya yang mengancam dengan masuknya penyakit melalui bandara. Salah satunya yang terjadi beberapa waktu ini yakni merebaknya penyakit Mers Cov di Arab Saudi yang diidap hewan unta.
“Kita pilih penyakit Mers Cov itu dengan pertimbangan sekarang Boyolali yang memiliki bandara yang melayani penerbangan langsung ke Arab Saudi. Ini memang potensi besar untuk terjadinya penularan Mers Cov yang itu masuknya melalui bandara di Kabupaten Boyolali,” pungkas Lina. (dst/bet)