BLK Boyolali Produksi APD
BOYOLALI - Bagi tenaga medis, alat pelindung diri (APD) sangat penting. Apalagi sekarangan ini ditengah merebaknya wabah virus Corona, petugas medis harus benar-benar aman. Tak hanya memproduksi baju APD saja, kelangkaan masker menjadi keprihatinan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Untuk itu, Balai Latihan Kerja (BLK) menyikapi dengan memproduksi masker kain yang kemudian diberikan kepada masyarakat. Pembuatan Baju APD tenaga medis dan masker atas perintah Kepala Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Diskopnakar) Boyolali, M. Syawalludin. Mengingat, BLK berada dibawah naungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tersebut.
“Lebih dari 2000an masker sudah kami bagikan kepada masyarakat. Diantaranya melalui Pemerintah Desa Randusari, Mliwis, Kecamatan Cepogo dan masyarakat sekitar BLK Boyolali ini,” terang Syawal ketika ditemui di BLK Boyolali pada Selasa (7/4/2020)
Menurutnya, pembuatan masker dan APD ini sebagai langkah konkrit percepatan penanganan wabah Covid-19 di Boyolali. Sehingga, BLK yang memiliki program pelatihan menjahit berusaha membantu pemerintah dalam penanganan wabah pandemi ini dengan cara memproduksi baju APD untuk bagi tenaga medis di Boyolali.
“Baju APD ini untuk membantu ketersediaan APD tim medis khususnya yang ada di RSU (Rumah Sakit umum) yang ada di Boyolali,” kata Syawal.
Syawal menyebut baju APD ini terbuat dari bahan kain katun 100 persen. Hal itu sesuai dengan ketentuan baju APD untuk medis. Bahan kain katun 100 persen ini didatangkan langsung dari Jakarta.
“Semua bahan (kain katun) ini semuanya dari Tim gugus Percepatan penanganan Corona. Berapapun bahan yang diberikan. Kami BLK siap membuatnya,” tegas Syawal.
Apalagi, dalam pembuatan baju APD ini, pihaknya dibantu oleh 12 penjahit yang merupakan peserta pelatihan dan instruktur BLK. Selain itu, juga ada dari alumni peserta pelatihan BLK.
“Sehari perorang bisa menghailkan 4-5 stel baju APD. Sehingga dalam 4-5 hari kedepan bahan kain yang diberikan sudah bisa terjahit semuanya,” imbuh Syawal.
Sementara itu, peserta pelatihan, Fajar Ayu Lestari (24) merasa bangga bisa terlibat dalam penanganan wabah virus Corona ini. Sebab meskipun hanya menjahit baju saja, namun itu bisa membantu para tenaga medis dalam memerangi virus Corona.
“Bisa belajar juga bagaimana membikin baju kayak gini (APD Medis). Dan bisa meningkatkan kemampuan menjahit saya,” pungkas perempuan asal Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo ini. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)